08 Januari 2014

Sejarah singkat dan nama-nama Tepian Danau Telaga Menjer.



Pesanggrahan, dahulunya tempat ini adalah tempat untuk beristirahat para pembesar-pembesar Belanda yang pada saat itu masih menjajah Republik Indonesia. Di sebut Pesanggrahan karena di tempat ini dibangun sebuah rumah untuk beristirahat sambil menikmati Indahnya Danau/ Telaga Menjer.


  • Sebelah timur Sanggrahan di sebut Seniti.
Seniti, kata ini berasal dari kata "meniti" (dalam bahasa Indonesia artinya meneliti/ mengecek/ melihat/ ) dinamakan seniti karena dahulunya tempat ini sering digunakan oleh warga desa Maron sebagai tempat untuk menjebak ikan yang berada di danau secara tradisional menggunakan bambu-bambu yang dibuat untuk menjebak ikan dan si penjebak ikan selalu datang tiap pagi dan meneliti jebakannya apakah sudah terisi ikan-ikan yang terjebak di jebakan tersebut, sehingga untuk memudahkan saat warga pergi dan berpamitan kepada keluarga si penjebak ikan tersebut menamai tempat itu dengan nama Seniti.

Di sebelah timurnya ada Jembatan PLTA, ini sering juga disebut Lak oleh warga desa Maron dan warga desa Tlogo, Lak ini berasal dari kata Telak/ Telih/ Tenggorokan. Disebut tenggorokan karena di bawah jembatan inilah Hulu Pipa Pesat sepanjang 3000 meter untuk menampung air dan digunakan sebagai penggerak turbin yang menghasilkan tambahan daya listrik untuk penerangan pulau Jawa dan Bali. Pembangunan jembatan ini dimulai tahun 1976 dan selesai pada tahun 1982.


  •  Di sebelah utara Jembatan PLTA di sebut Sebogor.
 Sebogor, tempat ini dinamakan sebogor karena dahulunya sering dijadikan tempat ngarit/ mencari rumput untuk pakan ternak dan warga yang ngarit/ merumput. Mereka biasa menggunakan wadah rumputnya dengan bogor (karung goni), karena warga hanya menggunakan 1 goni saja, sehingga terciptalah nama sebogor/ satu goni.


  • Sebelah utara Sebogor namanya Batu Tedeng.
 Batu Tedeng (batu rata penghalang)/ yang akrab dengan nama Setedeng karena di sini tebingnya bebatuan yang curam.




  • Sebelah utara Setedeng ada Silumbu.

Silumbu/ Selumbu, dinamai selumbu karena tempat ini dahulunya banyak tumbuh talas dan sejenisnya, Silumbu berasal dari kata Lumbu/ Daun Talas dan warga menyebut lembah ini dengan sebutan selumbu/ silumbu.

  • Sebelah barat Silumbu dinamai Setritis.
 Setritis, berasal dari kata Tritis, Tritis adalah sebutan untuk air hujan yang jatuh menerpa atap rumah yang kemudian menggenang di teras rumah. Di sepanjang tebing ini dulunya banyak mata air yang kemudian airnya jatuh menyerupai rintik-rintik air hujan sehingga disebut Setritis.

  • Sebelah barat Setritis dinamakan Sewedi.
 Sewedi, tempat ini di sebut Sewedi karena banyaknya Wedi/ pasir dan pasir ini berasal dari erosi tanah saat hujan lebat, kemudian timbul banjir yang membawa pasir-pasir itu terkumpul di Sewedi.

  • Di sebelah selatannya Sewedi ada Kayu Bulu ("Kazu" Bulu).
Kazu Bulu/ pohon beringin ini mengalami kelambatan pertumbuhan, mengingat umurnya yang sudah beratus-ratus tahun, namun pohon beringin ini tidak begitu besar dan penyebutan Kayu menjadi Kazu menyesuaikan logat penduduk setempat.


  • Di sebelah Selatan Kazu bulu ada Watu M.
Watu M hanya muncul/ tampak saat air danau menjer ini surut. Dinamakan Watu M karena susunan bebatuan ini membentuk Huruf M.


  • Di sebelah selatan Watu M ada kawasan Segondang.
Segondang, disebut Segondang karena dulunya tempat ini selalu dipenuhi oleh tumbuhan Gondang Wawean/ Enceng Gondok, sehingga warga menyebut tempat ini dengan sebutan Segondang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar