HIKAYAT LESUNG MISTERIUS
Dahulu kala, Masyarakat desa menjer dikenal sebagai
pedagang gethuk (makanan tradisional yang terbuat dari olahan singkong). Mereka
biasanya berjualan di pasar kejajar. Setiap hari mereka melewati hutan lebat untuk
menjual barang daganganya. Biasanya mereka berangkat berjualan sekitar
pukul 12:00 malam. Mereka pulang berjualan sekitar pukul 03.00 dini hari. Suatu
hari, salah satu dari pedagang terkejut dikarenakan hutan yang biasanya mereka
lewati telah berubah menjadi sebuah telaga yang sangat luas.
Pada tahun 1980 Telaga menjer pernah dikeringkan
karena berbagai faktor, ada kecenderungan di bagian bawah mengalami kebocoran. Saat itu belanda meminta bantuan dari Rusia
serta tenaga ahli jepang untuk pembangunan PLTA. Di sisi lain pihak belanda
penasaran sekaligus ingin mencari tahu apakah di dasar telaga ada harta karun
yang berharga. Akhirnya mereka memutuskan untuk meneliti lebih lanjut. Tetapi
setelah dikeringkan oleh pihak Belanda, ditengah telaga menjer justru ditemukan
sebuah lesung. Awal mulanya lesung itu ditemukan oleh orang menjer yang sedang
mencari rumput, kemudian sesepuh desa
maron dan desa menjer memutuskan untuk membawa lesung tersebut untuk di
tempatkan di desa maron. Tetapi setelah diangkat oleh delapan orang dari desa
maron, lesung itu sama sekali tak terangkat dan tak bergeser sedikitpun.
Akhirnya lesung tersebut dibawa ke desa menjer. Dan sekarang di tempatkan di
desa menjer.
Banyak sekali orang yang datang untuk melihat lesung
tersebut. Berdasarkan penuturan dari juru kunci, bahwa hampir setiap hari ada
saja orang yang berkunjung untuk melihat lesung, mengharap berkah atau hanya
sekedar berwisata saja. Lesung telaga menjer ini sangat terkenal hingga pelosok Jawa. Menurut juru kunci, lesung tersebut pernah dipindahkan ke berbagai tempat
akan tetepi tetap saja kembali ke rumah sang juru kunci. Lesung ini pernah akan
dibeli oleh seseorang dengan harga satu milyar namun sang juru kunci tidak
menjualnya dengan alasan lesung ini tidak dapat bergeser atau pun dipindahkan.
Selain pernah ditawar dengan harga selangit, lesung ini juga pernah akan
dibawa ke keraton Yogyakarta. Tetapi di tengah jalan mobil pengangkutnya
mendadak berhenti sehingga lesung tersebut dikembalikan di tempat semula.
Misteri Lesung Telaga Menjer ini masih menyimpan seribu tanya. Karena banyak
cerita tentang lesung yang di luar nalar manusia.
Setelah melewati pasar garung dan PLTA. Anda bisa
mengambil jalan ke kiri. Jarak dari garung menuju ke telaga menjer sekitar 3
kilo.
GUNUNG SIKELIR
Memasuki jalan menuju ke wisata Telaga Menjer. Ada
sebuah patung kera yang berada di tepi jalan. Di sana ada Gunung Sikelir. Konon
katanya dulu ada seorang dalang yang
bersemedi di sana. Setelah selesai bertapa, dalang tersebut diberi kelir. Selain
itu gunung sikelir berbentuk tipis menyerupai kelir, itulah alasan mengapa
orang-orang menyebutnya gunung sikelir.
TIKUNGAN MESRA
Tidak jauh dari gunung sikelir. Ada sebuah jalan
yang sangat terkenal. Letaknya berada di atas PLTA. Anak-anak remaja sering
menyebutnya dengan nama tikungan mesra. Jalan yang berkelok-kelok dan sedikit
menanjak membuat orang-orang yang naik sepeda motor merapatkan posisinya.
Itulah sebabnya jalan ini dikenal dengan sebutan tikungan mesra. Tikungan yang
menjadi favorit anak-anak muda, khususnya yang sedang membawa kekasihnya.
JEMBATAN JEPANG
Sebelum sampai ke obyek wisata telaga menjer.
Biasanya orang–orang melewati sebuah pertigaan. Di samping kanan ada Jembatan Jepang. Dan di samping kiri menuju ke obyek wisata telaga menjer. Dahulunya Jembatan Jepang adalah sebuah lembah. Kemudian di bangun oleh kontraktor
jepang. Selesai pada tahun 1982. Di dekat jembatan di bangun PLTA, yang
fungsinya untuk mengatur debit air Telaga Menjer.
PESANGGRAHAN
Setelah melewati pintu masuk Telaga Menjer.
Pegunjung sampai di sebuah Pesanggrahan. Ada dua gazebo yang memiliki kapasitas
150 orang. Ada dua buah patung yang menghiasi sekitar pesangrahan. Yang pertama
adalah patung buah labu berwarna orange. Dan satunya lagi adalah patung mirip
orang yang sedang sujud.
TANGGA TEPARO
Setelah berada di Pesangrahan. Jika ingin melihat telaga dari dekat, kita tinggal
menuruni anak tangga yang terbuat dari batu bata. Biasanya pengunjung meniti
tangga menuju ke tepi telaga. Tangga ini di sebut dengan Tangga Teparo. Menurut
orang jawa tangga teparo bisa di artikan sebagai tetangga dekat, tetapi di sini
di artikan sebagai tangga yang membelah menjadi dua bagian. Yang sebagian
berada di dalam air. Sebagianya lagi berada di daratan. Filosofi dari Tangga Teparo
ini adalah bahwa manusia harus memiliki sikap rukun terhadap tetangga. Bisa di
artikan tangga teparo ini adalah symbol dari perdamaian. Setelah menuruni
tangga kita dapat melihat keindahan
telaga di hadapan mata, terhampar bukit hijau memagari telaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar